Dihari kedua, semula kami berencana untuk mengeksplor kota Kuala Lumpur dengan mengendarai Bus Hop On Hop Off. Bus Hop On Hop Off adalah bus yang rutenya melewati daerah wisata di Kuala Lumpur dengan tiket terusan, jadi kita cukup membayar satu kali tiket seterusnya kita bisa naik bus tersebut berkali kali tergantung kita membeli tiket untuk 24 jam atau 48 jam. Info lebih lanjut bisa dilihat disini
Hop On Hop Off Bus.
Namun sebelum berangkat kami memutuskan untuk merubah rencana tersebut dengan jalan disekitaran KLCC saja, mengingat waktu cukup pendek sedangkan pukul 17.15 harus take off menuju Makau. Dari penginapan di Hostel Cosmopolitan kami berjalan menuju Stesen Monorel Chowkit yang letaknya 200 m dari hostel.
di Stesen Chow Kit
Untuk menuju Stesen Bukit Nanas kami dikenai tarif 2.1 MYR, dari stesen tersebut kami lanjutkan berjalan kaki menuju KLCC, kurang lebih sejauh 200-300 m. Sesampainya di KLCC kami langsung masuk ke dalam Mall untuk menuju gedung bagian belakang, karena dari situ baru terlihat jembatan yang menghubungkan dua gedung pencakar langit itu. Ternyata hari itu cuaca sangat terik 33 derajat Celcius dan sekitar area kolam sangat menyilaukan karena terkena pantulan cahaya matahari dari air kolam. Karena kepanasan akhirnya kami menuju Starbuck untuk berteduh dan mencari minum, hahaha maklum backpaker nanggung.
di Starbuck KLCC
Nah disini kami kongkow cukup lama sambil sesekali iseng narsis dan itung itung uang MYR kita. Wah ternyata setelah dihitung hitung kok masih banyak....hahaha seketika merasa kaya dinegeri orang deh. Setelah puas ber AC ria kami berfoto foto dengan background gedung Petronas. Oh ya ternyata di area KLCC menyediakan krain air minum yang terletak setelah jembatan di bagian belakang kolam. Pukul 12.00 siang kami pun memutuskan untuk makan siang, akhirnya kami memutuskan untuk makan KFC saja. Oh ya menu KFC di sana berbeda dengan KFC Indonesia, untuk nasi mereka memakai nasi lemak rasanya enak sekali, sedangkan sausnya sambalnya tidak terasa pedas. Sebenarnya jatah waktu makan siang kita cuma 30 menit karena pukul 13.00 kita seharusnya sudah di Stesen Monorel Bukit Nanas untuk menuju Bandara.
Sepertinya kali ini kita kualat gara gara sebelumnya sempat berjumawa sok kaya dan kongkow ria di Starbuck dan berlama lama di KLCC, akhirnya molor dan kami terlambat. Karena waktu sudah mepet sekali akhirnya dari KLCC kami naik taksi menuju stesen monorel Medan Tuanku. Kita tiba di stesen tersebut pukul 14.03, molor satu jam dari rencana kami cukup dag dig dug karena perjalanan menuju KL sentral akan ditempuh dalam waktu 30 menit. Sepanjang perjalanan kita sudah dag dig dug dan tambah gregetan karena kereta berhenti cukup lama di Sambanthan. Akhirnya kami tiba di KL Sentral sekitar pukul 14.30 dan kami langsung buru buru menuju ke Halte Skybus, apesnya saat itu terminal Sky Bus sedang under construction yang memaksa kita untuk jalan memutar. Dari kejauhan kita masih melihat Sky Bus keberangkatan pukul 14.30 masih ada, namun sayang seribu sayang tinggal 2 seat sementara kita berempat akhirnya kami tidak jadi naik dan akan naik bus berikutnya. Menurut info mas nya yang jual tiket naik bus jam 15.00 masih bisa mengejar flight pukul 17.15, namun begitu kami masih panik karena belum check-in Air Asia. Sebelumnya kami sempat mencoba check-in sayang server AA sedang error, dan ketika kami mencoba lagi ternyata online check-in hanya berlaku maksimal 4 jam sebelum penerbangan.
Sempat bimbang antara naik bus lain atau tetap Sky Bus, akhirnya kami tetap memutuskan untuk naik Sky Bus pukul 15.00. Ketika kami sudah anteng duduk didalam bus tersebut, tiba tib akami disuruh turun untuk ganti ke Sky Bus yang lain *haduhhh*. Bus baru berangkat pukul 15.07 dengan estimasi perjalanan 1 jam 15 menit mana kami akan tiba di LCCT pukul 16.15 mepet sekali dengan jam tutupnya counter check-in yaitu pukul 16.30. Sepanjang perjalanan kami spot jantung, dan bahkan saya sendiri sudah membayangkan kalo kami akan ketinggalan pesawat dan hanya akan berwisata di Malaysia saja *nangis nangis darah*. Pukul 16.20 kami sampai di halte LCCT, dengan sigap kami langsung berlari menuju terminal keberangkatan international, didalam terminal keberangkatan kami sempat kebingungan untuk mencari counter check-in. Teman mencoba check-in di kios self check-in sementara saya tidak sengaja menemukan layar daftar counter check-in dan gate penerbangang. Saat itu counter penerbangan ke Makau R-36 masih berstatus open, namun ketika saya saya mencari teman teman saya , mereka menuju gate T-11. Setelah bertanya ke beberapa petugas akhirnya kami menemukan counter R-36 yang ternyata nyelip entah berantah. Oh God Terminal Keberangkatan LCCT Kuala Lumpur ini benar benar kacau zoningnya. Dan ketika tiba di counter tersebut ternyata sudah tutup....lemaslah kami *elap keringat*. Tapi Alhamdulillah si mbak counter R-36 ini menyuruh kami untuk chek-in di R-26 yang ternyata antri juga *haduhhh, pala makin puyeng*. Dalam puncak kepanika tiba tiba datang supervisor AA, semula saya kira dia akan bilang kalo kami tidak boleh check-in lagi ...but voilla Supervisor tersebut meminta mbak mbak di counter R-17 untuk membantu kami check-in. Alhamdulillah ya Allah akhirnya kami menujuuuuuu MAKAUUUUUUUU.
Eitss tapi tunggu dulu, itu baru lepas dari counter check-in, perjalanan menuju pesawat masih jauh. Karena kami membawa bagasi, kami disuruh meletakkan tas kami begitu saja di counter R-26 dan menyuruh kami meninggalkannya, dalam bayangan kami emang bakalan nyampe di pesawat kah. Ah sudahlah karena disuruh meninggalkannya akhirnya kami lari pontang panting menuju gate T-11. Pertama kali kami melewati sekuriti bagian pemeriksaan tiket dan paspor, selanjutnya kami naik escalator kemudian ke bagian pemerikasaan imigrasi dan pemeriksaan sekuriti, proses berlangsung cepat sekali hampir tidak terekam dalam pikiran. Setelah selesai pemeriksaan kami langsung berlari turun lagi dengan escalator menuju gate T-11. Ketika kami turun di ecalator teman saya Gita mendengar kalo penerbangan kita sudah last call, karena panik luar biasa dari escalator tersebut kami berlari melewati para penumpang di barisan kursi tunggu menuju gate T-11. Hmmm lumayan juga lari 30 meteran dengan beban carrier 7-8 kg. Setelah selesai pemeriksaan Boading Pass dan Paspor Aga, Saya dan Gita segera berlari sekuat tenaga menuju pesawat...dan jaraknya kurang lebih 100 meteran...whatttt!!!. Eitsss tunggu dulu.....masih ada kejadian konyol lagi nih. Baru lari 20 meteran tiba tiba saya dipanggil lagi untuk mengembalikan paspor Radit. Mau tidak mau saya kembali lagi dengan berlari menuju gate T-11, ternyata Radit mengira paspornya kebawa sama saya....adeuhhh tiba tiba lemas deh saya, paspor Radit ilang....masakk kami batal ke Makauuuu di last minutes. Saya dan Gita pun bilang ke Radit untuk memeriksa tasnya kembali......dan setelah diperiksa kembali ternyata paspornya masih di dalam tas....Gedubrakkkkkkk, aihhhh ada ada aja deh. Kalo dipikir pikir apakah karena kita kualat ama gaya sok kaya sebelumnya nih *duhhh*.
Perjalanan menuju pesawat berasa puluhan kilometer ditambah lorong menuju pesawat hanya berupa lorong terbuka yang panasnya luar biasa, sudah gitu pas kita lari lari disorakin ama kru bagasi Air Asia....hadehhh tengsin berat dah. Dari kejauhan pesawat masih keliatan, tapi jauhnyaaaaa *elap keringat*. Setelah ngos ngosan berlari akhirnya kami tiba dipesawat juga deh, kedatangan kami disampul kepulan uap AC pesawat, masih dengan napas ngos ngos-an kami mencari tempat duduk. Ada nih satu kejadian yang bikin speechless lagi, ternyata kita bukan penumpang terakhir, setelah kita masih ada 10an penumpang lagi yang lebih telat sampainya.....hahahaha cuma bisa mlongo deh. Bagian yang terpenting akhirnya kita terbang menuju Makau dongggg.
Karena perjalanan hampir 4 jam, maka sebelumnya kami memesan makan malam via online. Waktu itu Saya memesan Nasi Bukhara Briyani, rasanya enak. berhubung perjalanan panjang akhirnya kami tidur. Kurang lebih pukul 20.30 pesawat tiba di Bandara International Makau, dari kejauhan kami disambut oleh cahaya lampu dari Bianglala yang terletak diatas gedung bandara serta lampu lampu dari Casino Casino yang ada di Makau....wooowww banget. Ketika menjejakkan kaki di landasan bandara kami disambut oleh udara Makau yang bersuhu 6 derajat...super dingin. Setelah proses imigrasi kami memutuskan naik taksi menuju Ferry Terminal. Wah benar kata para traveller, supir taxi di Makau pembalap semua. Perjalanan dari Bandara ke Ferry Terminal kami tempuh kurang lebih 15 menit dengan tarif 80 MOP (tarif taksi+ tarif malam+bagasi).
Untuk menuju Hongkong kami naik First Ferry Makau seharga 175 HKD (tarif malam), tarif siang adalah 133 HKD. Perjalanan menuju Hongkong ditempuh kurang lebih satu jam, namun karena saat itu cuaca sedang buruk dan ombak tinggi maka perjalanan menjadi lebih lama. Dan kejadian yang dilluar perkiraan saya terjadi deh, sekitar 20 menit perjalanan saya akhirnya tidak kuat dan mabuk laut....hadeuhhh rasanya benar benar tidak enak sekali, saat itu ternyata Aga dan Radit teler juga, namun tidak sampai muntah seperti saya. Saran saya jika mau ke Hongkong lebih baik langsung saja memakai flight ke Hongkong, jika terpaksanya naik ferry lebih baik naik yang siang. Oh ya jangan sok sok an juga karena udah pernah naik ferry bukan berarti bisa tahan banting disini, ingat minumlah antimo satu atau setengah jam sebelum perjalanan. Minum antimo ketika sudah dikapal adalah usaha sia sia dan mungkin akan bernasib seperti saya :(.
Kapal kami ternyata yang paling akhir, oleh karena itu imigrasi di Hongkong sangat lengang. Sebelum menuju imigrasi saya ke toilet untuk touch up muka yang lecek terlebih dahulu. Menurut info temen Imigrasi Hongkong agak sulit, makanya saya tak mau terlihat sedang teler berat. Ketika mengisi lembaran kartu imigrasi, ternyata saya yang paling akhir. Karena masih teler saya agak lamban mengisinya, sebelumnya pernah mengisi di kapal namun terbawa oleh teman saya. Sementara ibu ibu imigrasi itu meminta saya untuk buru buru mengisi (tapi dalam bahasa Hongkong).... inimah Jaka Sembung naik ojek...alias ngga nyambung jek. Selesai mengisi saya menuju petugas imigrasi, yang ternyata langsung tok tok tok ngasih cap. Petugas tidak tanya ini itu mungkin dikarenakan saya customer terakhir dan mereka segera ingin pulang hahahaha. Dari China Ferry Terminal kami naik taksi untuk menuju Dragon Hostel di Sincere Building, perjalanan cukup lancar dengan tarif 45 HKD. Sesampainya dikamar hostel kami benar benar bahagia karena kamar begitu bersih dan rapi, ahh kekesalan kami selama di Cosmopolitan Hostel KL terobati deh. Malam itu saya langsung minum obat dan tidur dengan memakai baju berangkap rangkap. Alhamdulillah malam itu saya bisa beristirahat dan tidur dengan nyaman.