Penerbangan ke Kuala Lumpur pukul 15.10 WIB, namun karena pagi hari Jakarta diguyur hujan lebat, akhirnya keberangkatan dipercepat menjadi jam 10.30 dari kantor. Dengan bus Damri saya dan sahabat saya menuju Bandara Soetta yang ternyata tidak terlampau macet. Kurang lebih satu jam setengah kemudian kami tiba di terminal 2 dan langsung menuju meeting point yaitu Hokben.
Setelah berkumpul semua kami masuk ke dalam terminal, wah pemeriksaan lebih ketat daripada ketika di terminal domestik. Setelah memasukkan bagasi, kami menuju counter imigrasi.... dan tok tok tok akhirnya cap imigrasi perdana nempel di paspor saya *maaf agak norak*.
Setelah berkumpul semua kami masuk ke dalam terminal, wah pemeriksaan lebih ketat daripada ketika di terminal domestik. Setelah memasukkan bagasi, kami menuju counter imigrasi.... dan tok tok tok akhirnya cap imigrasi perdana nempel di paspor saya *maaf agak norak*.
Disini kita akan mendapatkan potongan lembaran kartu imigrasi, ingat harus disimpan untuk masuk lagi ke Indonesia lagi. Selanjutnya kami masuk ke gate yang telah ditentukan, ternyata masih ada pemeriksaan lagi, yang kali ini lebih ketat. Sambil menunggu boarding, saya pun mengaktifkan roaming BIS international. Akhirnya pukul 15.10 kami terbang ke Kuala Lumpur.
Pukul 18.00 waktu KL kami mendarat dengan selamat di LCCT, voilla.... pas landing agak kaget kok bandaranya kek terminal cargo alias biasa banget, dan dan dan pas keluar lebih kaget lagi...lah kok bandaranya kek terminal bus antar kota gini. Lintasan yang harus kami lalui cukup panjang dan panas karena tak ber AC.
Pukul 18.00 waktu KL kami mendarat dengan selamat di LCCT, voilla.... pas landing agak kaget kok bandaranya kek terminal cargo alias biasa banget, dan dan dan pas keluar lebih kaget lagi...lah kok bandaranya kek terminal bus antar kota gini. Lintasan yang harus kami lalui cukup panjang dan panas karena tak ber AC.
Disini proses yang saya jalani adalah mengisi lembar imigrasi kemudian diserahkan ke counter imigrasi bagian foreign. Nah disini kita akan mendapatkan cap lagi serta mendapatkan satu bagian lembar kartu imigrasi (ingat harus disimpan baik baik karena akan di ambil untuk imigrasi di negara selanjutnya).
Setelah selesai proses imigrasi kami keluar terminal untuk menuju parkiran Sky Bus. Perjalanan menuju KL Sentral kami tempuh dalam waktu 1,5 jam dan kami tiba di KL Sentral sekitar pukul 20.00. Pemandangan sepanjang perjalanan menuju KL Sentral datar datar saja, hanya ada deretan kebun kelapa sawit dan langit gelap yang sesekali dihiasi petir. Sesampai di sana kami memutuskan untuk naik taksi, karena belum tahu lokasi stasiun monorel.
Untuk naik taksi kami harus mendaftar ke counter pemesanan taksi, tinggal menyebut daerah tujuan nanti kita akan dapat kupon dan membayar di counter ini saja. Untuk Ke Chow Kit kami dikenai tarif 13 MYR (rate 1 MYR = Rp. 3.000). Saya cukup heran dengan taksi Malaysia....kok jelek jelek amat yak, kek mobil akhir tahun 80an. Oh ya kami mendapatkan taksi dengan sopir orang India, dan didalam taksi tercium bau yg tidak sedap...iyuhh, ternyata bagasi kami kena charge lagi yaitu 3 MYR. Aga teman kami ikut memandu sopir taksi dengan Google Map, ternyata si sopir ini ngga tahu jalan dimana hostel Cosmopolitan berada dan dengan apesnya kami diturunin di ujung jalan Chow Kit, dan dia ngga mau nganterin lagi. Whatttt....pengen marah marah tapi ini baru malam pertama liburan, oh well sambutan di KL ternyata sangat mengecewakan. Akhirnya dengan bantuan google map plus tanya sana sini, dan juga melewati pasar yang penuh aroma ini itu akhirnya kami sampai juga di hostel Cosmopolitan.
Ketika kami mengkonfirmasi bookingan kami dengan penjaga hostel kami masih berkesan baik baik saja dengan hostel ini, namun begitu memasuki dorm kesan kami langsung berubah 180 derajat, penghuniya ada yang tidak ramah, kebersihan tempat tidurpun sangat mengecewakan. Akhirnya kami cuma menaruh barang dan keluar untuk cari makan malam saja, dan berencana kembali lagi ke hostel jika sudah benar benar mengantuk saja.
Sesuai rekomendasi penjaga hostel, kami makan malam nasi lemak di samping hostel, harganya murah hanya 90 cent, namun lauknya cukup mahal yaitu 2-3 MYR. Nasi lemak tersebut tak terlalu enak, dan bumbunya cenderung aneh dilidah saya. Selesai makan kami lanjut jalan jalan random alias kemana kaki melangkah di sekitaran Chow Kit. Oh iya sekitaran hotel kami ternyata kawasan kumuh (baru terlihat keesokan harinya).
Tiba tiba muncul ide baru ketika kami melihat Menara Petronas dari salah satu sudut jalan Raja Alam. Akhirnya tanpa pikir panjang kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju KLCC, jika ditotal dari lokasi penginapan ternyata jarak yang ditempuh kurang lebih 5 km. Seperti biasa kami mengandalkan google map, karena temanya jalan santai maka sepanjang jalan kami berhenti sebentar sebentar untuk berfoto dan menikmati suasana. Karena ketidaktahuan kami sebelumnya or karena memang terlalu asyik berlama lama foto, kurang lebih 100 m sebelum KLCC tiba tiba kami melihat lampu gedung Petronas dipadamkan....Gedubrakk.
Akhirnya kami berbalik arah lagi dan memutuskan untuk kembali ke hostel saja. Karena sudah capek akhirnya kami naik taksi dari Stasiun Bukit Nanas menuju penginapan, total biaya taksi malam itu adalah 7 MYR dan dishare berempat. Setelah turun dari taksi, kami baru tahu ternyata hostel sangat dekat sekali dengan stasiun monorel Chow Kit.
Sesampainya di hostel kami tidak terlalu banyak beraktifitas, karena ada bule yang reseh dan tidak friendly di dorm kami. Setiap kami masuk dia langsung keluar dengan mimik muka tidak menyenangkan, akhirnya kami beberes dengan hati hati agar tidak menimbulkan suara. Untuk berkomunikasipun kami menggunakan BBM, sungguh tak menyenangkan sekali suasananya, rasanya seperti di asrama ospek. Selain suasana yang tidak menyenangkan hal lain yang minus dihostel ini adalah kebersihan tempat tidur yang sangat rendah sekali terutama pada seprei, untuk kamar mandi hanya tersedia 3 saja yang terdapat shower itupun yang satu lantainya ada genangan, sehingga tidak layak untuk digunakan. Sudah begitu WC pun bermasalah karena mampet. Mengenaskan sekali hari pertama kami.
Kesimpulannya hari pertama kurang menyenangkan, tulisan akan dilanjutkan di blog berikutnya.
Sesampainya di hostel kami tidak terlalu banyak beraktifitas, karena ada bule yang reseh dan tidak friendly di dorm kami. Setiap kami masuk dia langsung keluar dengan mimik muka tidak menyenangkan, akhirnya kami beberes dengan hati hati agar tidak menimbulkan suara. Untuk berkomunikasipun kami menggunakan BBM, sungguh tak menyenangkan sekali suasananya, rasanya seperti di asrama ospek. Selain suasana yang tidak menyenangkan hal lain yang minus dihostel ini adalah kebersihan tempat tidur yang sangat rendah sekali terutama pada seprei, untuk kamar mandi hanya tersedia 3 saja yang terdapat shower itupun yang satu lantainya ada genangan, sehingga tidak layak untuk digunakan. Sudah begitu WC pun bermasalah karena mampet. Mengenaskan sekali hari pertama kami.
Kesimpulannya hari pertama kurang menyenangkan, tulisan akan dilanjutkan di blog berikutnya.
hai :), infonya berguna banget nih..tapi yang perjalanan menuju makau dan hongkong gak ada lanjutannya ya?aq lagi nyusun rencana mau kesana sambil nyari informasi perjalanan orang
BalasHapus